Banyak orang mengartikan murah hati
adalah suka memberi. Tapi ternyata itu belum tentu benar. Orang yang suka
memberi belum tentu murah hati. Tetapi orang yang murah hati otomatis akan suka
memberi atau berbagi.
Ketika saya dibangku SMA saya tinggal
dengan saudara di kota Perdagangan. Kebetulan saat itu om saya menjabat
sebagai kapolsek. Biasanya di hari raya besar keagamaan banyak orang yang mengirimkan
parcel ke rumah. Saya dan anak dari keluarga om saya yang dikategorikan masih ABG sangat menyukai parcel yang berhubungan dengan jajanan/cemilan. Dulu saya berpikir bahwa
orang yang mengirim parcel tersebut sangat baik karna suka memberi. Ternyata
dugaan saya tidak semua benar. Kebanyakan dari mereka memberi bukan karna niat
yang tulus tetapi karna 3 alasan yaitu cari muka, pengen dikenal, dan ingin menyogok
atau menyuap.
** Setiap weekend biasanya saya dan kakak saya
mengisi waktu buat hangout, sharing. Suatu ketika saat kami sedang
duduk santai sambil memesan makanan, hitungan beberapa menit pengamen
berdatangan. Saat itu saya merasa terganggu dan kesel . Akhirnya saya katakan maaf ya, maaf. Saya berkata maaf dalam arti supaya si
pengamen itu berhenti mengganggu dan pergi. Ternyata eh ternyata si pengamen
yang lain datang lagi. Saya melakukan hal yang sama tapi kali ini si
pengamennya bersikeras untuk tetap nge-jreng. Dalam hati saya berkata “waduh
nih orang bener bener ya” huft. Kalaupun saya memberi dia uang bukan karna saya
bermurah hati lantas saya memberi tetapi karna keterpaksaan dalam arti mengusir
secara halus (kasi duit aja deh biar tuh orang cepat-cepat pergi).
Dua pengalaman diatas membuat saya mengerti
bahwa orang yang suka memberi belum tentu murah hati. Lantas apa arti dari
kemurahan hati sebenarnya?
Kemurahan hati adalah kemampuan untuk
menempatkan diri pada posisi oranglain, berusaha memahami pikiran dan perasaan
oranglain sehingga timbul rasa simpati yang mendorong seseorang bertindak demi
kepentingan oranglain. Wow!!
Tuhan memberi perintah kepada murid-murid-Nya
termasuk kita sebagai pengikut Kristus: “memberkati orang yang mengutuki kita,
berbuat baik kepada musuh yang menjahati kita.” Perintah ini mungkin tidak
mudah untuk dilakukan. Disinilah kita butuh kemurahan hati. Kemurahan hati
dimiliki oleh Bapa di sorga. Satu contoh yang sangat menarik, Tuhan tidak hanya
memberi perintah saja tapi juga memberi teladan. Terbukti 2000 tahun yang lalu
Tuhan rela memberikan nyawa-Nya bagi manusia yang melakukan pelanggaran (yang melakukan pelanggaran manusia, Tuhan yang menanggung).
Tuhan
juga memberi hujan, nafas, udara segar, kesehatan, bagi orang yang tak tahu
bertrimakasih. Bukan karna - maka (“karna dia baik pada saya maka saya akan
berbuat padanya”) tetapi tidak lain karna Tuhan sadar bahwa mereka membutuhkan
semua itu. Itulah kemurahan hati.
Yang menjadi pertanyaan adalah:
Apakah
setelah memahami arti dari kemurahan hati maka kita dengan mudah
mempraktikkan-nya dalam kehidupan kita? tentu tidak mudah. Murah hati bukan
untuk ditiru tetapi murah hati dihasilkan oleh kehidupan yang mentaati
pimpinan Roh Kudus (penundukan diri). Murah hati adalah buah roh.
9 buah roh sbb: “Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, dan penguasaan diri."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar